Selanjutnya hasil supervisi perlu ditindaklanjuti agar memberikan dampak yang nyata untuk meningkatkan profesionalisme guru. Dampak nyata ini diharapkan dapat dirasakan masyarakat maupun stakeholders.
Tindak lanjut tersebut berupa: penguatan dan penghargaan diberikan kepada guru yang telah memenuhi standar, teguran yang bersifat mendidik diberikan kepada guru yang belum memenuhi standard dan guru diberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan/penataran lebih lanjut. DOWNLOAD JUGA: ⇒ ⇒ Contoh Laporan Program Supervisi Kepala Sekolah Update 2018 ini sengaja kami bagikan supaya dapat membantu anda sebagai Kepa Sekolah SMA/MA/SMK/MAK dalam mempersiapkan perangkat Program Supervisi serta administrasi Kepala Sekolah yang harus anda miliki dan melengkapi tugas anda. Silahkan bapak/ibu download Contoh Laporan Program Supervisi Kepala Sekolah Update 2018 yang sudah kami persiapkan dan kami buat dalam Ms. Office dengan format file Docx maupun dengan format pdf file.
Contoh Program Kerja Supervisi Akademik Kepala Sekolah Jumat, Juli 31, 2015 Sisi Edukasi 0 Akademik, Contoh, Download, Kepala Sekolah, Microsoft Word, Program Kerja, Sekolah, Supervisi A + A.
Bagi anda yang sedang mencari dan membutuhkan Contoh Laporan Program Supervisi Kepala Sekolah Update 2018 dapat langsung mendownloadnya melalui link yang sudah kami sematkan di bawah ini. Namun jika anda mengalami kesulitan dalam mengunduh filenya, silahkan anda baca terlebih dahulu panduan downloadnya DISINI. DOWNLOAD LINK:. Demikian yang dapat kami persembahkan melalui postingan kali ini tentang semoga dapat membantu dan menjadi referensi yang tepat bagi anda, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi perkembangan blog ini dan dapat terus menyajikan konten-konten berkwalitas bagi pendidikan di tanah air, sekian dan Terima kasih. File tersebut di atas tersimpan di Dengan demikian akan sangat terjamin keamanannya, terhindar dari infeksi virus seperti malware dan adware. Software Pendukung: xlsx docx Sosmed: Contoh Laporan Program Supervisi Kepala Sekolah Update 2018 ini merupakan salah satu referensi yang baik, benar dan terbaru sesuai harapan anda, agar bisa digunakan untuk 2018, dengan demikian semoga file tersebut dapat memenuhi Administrasi Pembelajaran dan mengakhiri pencarian anda di Google untuk file tersebut. Contoh Program Kerja UKS SMA/SMK/MA Menarik Lengkap dengan Jadwal Kegiatan yang berikut akan kami bagikan sebagai bahan dalam penyusunan Program Kerja UKS SMA, MA SMK, dilengkapi dengan Contoh Struktur Organisasi UKS SMA, MA, SMK dan Jadwal Kegiatan UKS Terbaru.
Dimana filenya tersimpan dalam yang aman dan dapat anda dapatkan dengan cara mendownload filenya, serta mengedit/menyesuaikan dengan data sekolah anda. Dapatkan Juga: Program Jangka Pendek: Pendidikan Kesehatan Ceramah NarkobaCeramah HIV/AIDSCeramah DKTPCeramah Gizi Peningkatan pembinaan dan pelatihan ekstrakurikuler Penyuluhan kesehatanPembinaan toga3.
Pembinaan kantin sekolahJumat bersihEkstrakurikuler PMREkstrakurikuler KSPANEkstrakurikuler PLH. Pelayanan Kesehatan Pemeriksaan rutinPemeriksaan. Berikut ini Kurikulum SMA MA SMK akan berbagi Contoh RPP Sejarah Kebudayaan Islam SKI MA (Madrasah Aliyah) Update 2018 yang merupakan Update 2018 RPP SKI Madrasah Aliyah (MA) Kurikulum 2013 Kelas 10,11,12 Revisi 2017 yang bisa anda unduh dengan gratis untuk Semester 1 dan Semester 2 pada tautan yang sudah kami sediakan. RPP SKI Madrasah Aliyah (MA) Kurikulum 2013 Kelas 10,11,12Fungsi dari RPP (RPP SKI Kelas 10,11,12) itu sendiri adalah sebagai acuan bagi Guru Mapel Sejarah Kebudayaan Islam untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar ( kegiatan pembelajaran ) agar lebih terarah dan berjalan secara efektif dan efisien. Dengan kata lain rencana pelaksanaan pembelajaran berperan sebagai scenario proses pembelajaran.
Perangkat RPP SKI Madrasah Aliyah (MA) Kurikulum 2013 Kelas 10,11,12 Revisi 2017 ini sengaja kami bagikan supaya dapat membantu anda sebagai guru SMA/MA/SMK/MAK dalam mempersiapkan perangkat pembelajaran serta administrasi guru yang harus anda miliki dan melengkapi tugas anda s. RPP Kurikulum Revisi 2017 MATEMATIKA SMK Kelas 10 11 12 merupakan perbaikan dari RPP Kurikulum 2013 sebelumnya yang merupakan file RPP Terbaru dengan mengintegrasikan penguatan pendidikan karakter PPK dalam setiap Pembelajaran. Untuk memperbaharui RPP sebelumnya berikut ini kami membagikan File RPP SMK Revisi 2017, agar dapat melengkapi Administrasi anda sebagai Guru SMK. Dapatkan Juga: Contoh RPP Matematika Kurikulum 2013 Revisi 2017 ini diperkuat dengan 5 karakter yakni: religius, mandiri, gotong royong dan integritas, dengan literasi keterampilan teraktual, atau biasa disebut dengan istilah 4C; Creative, Critical Thinking, Communicative dan Collaborative.
Yang sesuai dengan pedoman Penyusunan RPP Revisi 2017. Bagi Anda Guru SMK yang sedang mencari RPP MATEMATIKA SMK Kelas 10 11 12 Revisi 2017, si.
Hal senada dikemukakan Sahertian (2000: 19) bahwa supervisi adalah usaha memberikan pelayanan dan bantuan kepada guru-guru baik secara individual maupun secara kelompok dalam usaha memperbaiki pengajaran. Kata kunci dari pelaksanaan supervisi adalah memberi layanan dan bantuan.
Pendapat senada dikemukakan Soewadji (1987: 33) bahwa supervisi merupakan rangsangan, bimbingan atau bantuan yang diberikan kepada guru-guru agar kemampuan profesionalnya makin berkembang, sehingga situasi belajar semakin efektif dan efisien. Menurut Surachmad (1983: 179) dimensi supervisi dalam pendidikan meliputi ilmu pengetahuan, keterampilan, kepribadian, kesejahteraan guru, pelayanan kepegawaian, dan jenjang karir. Nergery (1991: 11) juga menyatakan bahwa supervisi meliputi pembinaan kinerja, kepribadian, dan profesional, sehingga membawa guru kepada sikap terbuka, terampil, jiwanya menyatu dengan tugas sebagai pendidik. Sedangkan menurut Gaffar (1987: 158-159) supervisi merupakan suatu keharusan untuk mengatasi permasalahan tugas di lapangan.
Supervisi menekankan kepada pertumbuhan profesional dengan inti keahlian teknis serta perlu ditunjang oleh kepribadian dan sikap profesional. Berkaitan dengan materi pembinaan tersebut, Oliva (1987: 18) menegaskan bahwa pondasi supervisi pendidikan adalah teknologi pembelajaran, teori kurikulum, interaksi kelompok, konseling, sosiologi, disiplin ilmu, evaluasi, manajemen, teori belajar, sejarah pendidikan, teori komunikasi, teori kepribadian, dan filsafat pendidikan. Di samping itu, supervisi seharusnya merupakan program yang didesain oleh sekolah maupun organisasi pembantu dan penyelenggaraan pendidikan serta didukung oleh kegiatan yang diadakan oleh pihak guru. Menurut Orlosky (1984: 53) supervisi merupakan proses yang didesain oleh sekolah untuk memajukan kualitas serta kuantitas anggota staf yang diperlukan untuk memecahkan masalah, demi tercapainya tujuan sekolah. Supervisi hendaknya dilaksanakan melalui beberapa langkah, terus menerus, berkesinambungan, dan pihak pembina tanpa mengenal bosan. Membangkitkan dan merangsang semangat guru dan pegawai sekolah lainnya dalam menjalankan tugasnya masing-masing dengan sebaik-baiknya. Berusaha mengadakan dan melengkapi alat-alat perlengkapan termasuk macam-macam media instruksional yang diperlukan bagi kelancaran jalannya proses belajar mengajar yang baik.
Bersama dengan guru-guru berusaha mengembangkan, mencari dan menggunakan metode-metode baru dalam proses belajar mengajar yang lebih baik. Membina kerjasama yang baik dan harmonis antara guru, murid, dan pegawai sekolah lainnya (Purwanto, 1998: 28). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kompetensi supervisi akademik intinya adalah membina guru dalam meningkatkan mutu proses pembelajaran. Sasaran supervisi akademik adalah guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, yang terdiri dari materi pokok dalam proses pembelajaran, penyusunan silabus dan RPP, pemilihan strategi/metode/teknik pembelajaran, penggunaan media dan teknologi informasi dalam pembelajaran, menilai proses dan hasil pembelajaran serta penelitian tindakan kelas. Oleh karena itu, materi ini diharapkan dapat memberikan wawasan kepada Kepala Sekolah dalam meningkatkan kompetensi supervisi akademik yang meliputi: (1) memahami konsep supervisi akademik, (2) membuat rencana program supervisi akademik, (3) menerapkan teknik-teknik supervisi akademik, (4) menerapkan supervisi klinis, dan (5) melaksanakan tindak lanjut supervisi akademik.
![Instrumen supervisi kepala sekolah Instrumen supervisi kepala sekolah](/uploads/1/2/5/5/125503228/460085495.jpg)
Berkaitan dengan istilah supervisi, Mulyasa (2003) menjelaskan bahwa dalam pelaksanaannya sering digunakan secara bergantian dengan istilah pengawasan, pemeriksaan, dan inspeksi. Pengawasan dapat diartikan sebagai proses untuk menjamin bahwa tujuan-tujuan organisasi dan manajemen tercapai (Handoko, 1992). Pengawasan juga dapat diartikan suatu kegiatan untuk melakukan pengamatan agar pekerjaan dilakukan sesuai dengan ketentuan. Pemeriksaan dimaksudkan untuk melihat suatu kegiatan yang dilaksanakan telah mencapai tujuan. Sedangkan inspeksi dimaksudkan untuk mengetahui kekurangan kekurangan atau kesalahan yang perlu diperbaiki dalam suatu pekerjaan.
Dalam organisasi pendidikan, pengawas sekolah adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, dan wewenang secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan pengawasan pendidikan di sekolah dengan melaksanakan penilaian dan pembinaan dari segi teknis pendidikan dan administrasi pada satuan pendidikan pra sekolah, dasar dan menengah (Menpan, 1996). Kedududukan penga-was dalam institusi pendidikan sangat strategis karena melakukan penilaian sekaligus pembinaan terhadap kinerja guru, kepala sekolah, dan staf administrasi dalam pengelolaam pendidikan di sekolah. Hal senada dikemukakan oleh Kimbrough (1990) bahwa, Supervision is provided for improving the teaching and learning environment of the school.
Supervisi tidak hanya membantu guru dalam meningkatkan kemampuan mengajar, tetapi juga menambah pengetahuan bagi supervisor secara sinergi menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif. Pendapat Jones yang dikutip Pidarta (1988) menjelaskan bahwa supervisi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari seluruh proses administrasi pendidikan yang ditujukan terutama untuk mengembangkan efefktivitas kinerja personalia sekolah yang berhubungan dengan tugas-tugas utama pendidikan. Dalam definisi di atas, supervisi dipandang sebagai subsistem dari sistem administrasi sekolah.
Sebagai subsistem, supervisi tidak terlepas dari sistem administrasi yang juga menyangkut tenaga non guru, termasuk kepala sekolah dan petugas administrasi. Namun titik berat supervisi adalah perbaikan dan pengembangan kinerja guru yang langsung menangani pe-serta didik. Melalui perbaikan dan pengembangan kinerja guru, diharapkan proses pengajaran dapat berkembang, pada akhirnya berdampak pada efektivitas proses pembelajaran. Secara lebih khusus, Sutisna (1993) mengartikan supervisi sebagai bantuan dalam mengembangkan situasi belajar-mengajar yang lebih baik. Dengan perkataan lain, supervisi adalah suatu kegiatan pembelajaran yang disediakan untuk membantu para guru untuk meningkatkan kemampuan dalam menjalankan tugas pengajaran. Peran supervisor adalah membantu, memotivasi dan mendukung guru agar semakin matang (mature) dan mandiri dalam menjalankan tugas utamanya.
Tidak berbeda dengan pendapat di atas, Sahertian (1989) mengartikan supervisi adalah bantuan yang diberikan kepada seluruh staf untuk mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih baik. Bantuan yang diberikan kepada staf dalam hal ini para guru meliputi teknis administratif dan teknik edukatif Teknik administratif berkenaan dengan persiapan bahan pengajaran, penataan dokumen-dokumen penilaian, penyiapan berkas laporan kemajuan belajar siswa atau data yang berkaitan dengan laporan pengajaran pada akhir tahun ajaran. Sedangkan bantuan teknik edukatif berupa bimbingan kepada guru untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi dalam pembelajaran antara lain, masalah siswa, pemilihan berbagai strategi pembelajaran, analisis kurikulum, pemilihan sumber belajar, ataupun penggunaan media belajar. Dengan istilah yang berbeda, Supandi (1990) mengartikan supervisi pendidikan adalah bantuan yang diberikan kepada personel pendidikan untuk mengembangkan proses pendidikan yang lebih baik. Personel pendidikan dimaksud meliputi kepala sekolah, guru, dan petugas sekolah lainnya termasuk staf administrasi.
Dalam menjalankan tugasnya, personel sekolah sering menghadapi masalah-masalah pendidikan, karena itu pengawas sekolah perlu melakukan bimbingan dan pengarahan dalam bidang administratif ataupun bidang akademik terutama perbaikan pada aspek pengelolaan pengajaran yang dilakukan oleh guru. Guru perlu mendapat bimbingan ataupun bantuan supervisor dalam memecahkan masalah-masalah pembelajaran agar proses dan hasil pembelajaran dapat mencapai sasaran yang ditetapkan. Prestasi belajar siswa dapat dicapai tidak terlepas dari peranan pengawas, kepala sekolah dan guru. Tugas pokok guru adalah mengajar dan membantu siswa menyelesaikan masalah-masalah belajar dan perkembangan pribadi dan sosialnya. Kepala sekolah memimpin guru dan siswa dalam proses pembelajaran serta membantu mengatasi masalah yang dihadapi.
Pengawas melakukan supervisi dan memberikan bantuan kepada kepala sekolah, guru dan siswa dalam mengatasi persoalan yang dihadapi selama proses pendidikan berlangsung. Membantu guru melihat dengan jelas tujuan-tujuan pendidikan. Membantu guru dalam membimbing pengalaman belajar murid murid. Membantu guru dalam menggunakan sumber-sumber dan pengalaman belajar.
Membantu guru dalam menggunakan pendekatan, metode-metode atau alat-alat pembelajaran. Membantu guru dalam memenuhi kebutuhan belajar murid-murid. Membantu para guru dalam menilai kemajuan murid-murid serta hasil pekerjaan guru itu sendiri. Membantu guru dalam membina reaksi mental atau moral kerja guru dalam rangka pertumbuhan pribadi dan jabatan mereka. Membantu guru baru di sekolah sehingga mereka merasa gembira dengan tugas yang diperolehnya.
![Program Program](/uploads/1/2/5/5/125503228/938661988.jpg)
Membantu guru agar lebih mudah mengadakan penyesuaian terhadap masyarakat dan cara-cara memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar. Membantu guru agar waktu dan tenaga tercurahkan sepenuhnya dalam pembinaan sekolahnya. Tujuan supervisi di atas merupakan usaha atau bantuan yang dilakukan oleh supervisor kepada guru-guru untuk meningkatkan kemampuan pengelolaan pengajaran termasuk pertumbuhan kepribadian dan sosialnya. Mulyasa (2003) mengemukakan bahwa tujuan supervisi adalah mengembangkan iklim yang kondusif dan lebih baik dalam kegiatan pembelajaran, melalui pembinaan dan peningkatan profesi mengajar. Dengan kalimat lain, tujuan supervisi penga-jaran adalah membantu dan memberikan kemudahan kepada para guru untuk belajar meningkatkan kemampuan mereka guna mewujudkan tujuan belajar peserta didik. Secara lebih operasional, tujuan supervisi menurut Ametembun (dalam Mulyasa, 2003) adalah sebagai berikut. Membina kepala sekolah dan guru agar mampu memahami tujuan pendidikan.
Meningkatkan kemampuan kepala sekolah beserta guru-guru untuk mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang lebih efektif. Membantu kepala sekolah dan guru mengadakan diagnosis secara kritis terhadap aktivitas kerja, persoalan pembelajaran, serta membantu merencanakan perbaikan-perbaikan. Meningkatkan kesadaran kepala sekolah dan guru-guru serta petugas sekolah lainnya terhadap cara kerja yang demokratis, serta kesediaan untuk tolong-menolong.
Memperbesar semangat guru-guru dan meningkatkan motivasi untuk berprestasi. Membantu kepala sekolah untuk mensosialisasikan program pendidikan di sekolah kepada masyarakat. Melindungi warga sekolah yang disupervisi terhadap tuntutan yang tidak wajar dan kritik-kritik yang tidak sehat dari masyarakat.
Membantu kepala sekolah dan guru dalam mengevaluasi aktivitasnya untuk mengembangkan kreativitas peserta didik. Mengembangkan rasa kesatuan (kolegialitas) sesama guru. Dalam merumuskan program sekolah, guru diberi kesempatan untuk memberikan masukan dan penilaian program yang disusun. Keterlibatan guru secara penuh dapat meningkatkan rasa kebersamaan dan berdampak pada peningkatan semangat kerja. Dengan demikian tujuan supervisi pendidikan adalah meningkatkan kemampuan profesional dan teknis bagi guru, kepala sekolah, dan personel sekolah lainnya agar proses pendidikan di sekolah lebih berkualitas. Dan yang utama, supervisi pendidikan dilakukan atas dasar kerjasama, partisipasi, dan kolaborasi, bukan berdasarkan paksaan dan kepatuhan. Dengan demikian, akan timbul kesadaran, inisiatif, dan kreativitas personel sekolah.
Sedangkan Oliva sendiri membagi fungsi supervisi menjadi tiga yaitu, pengembangan staf (staff development), pengembangan kurikulum (curriculum development), dan perbaikan pengajaran (instructional development). Pengembangan staf dimaksudkan sebagai pembinaan terhadap kepala sekolah, guru-guru dan personel sekolah lainnya agar meningkatkan kemampuan dan kinerjanya serta saling bekerjasama dalam merealisasi program pendidikan di sekolah.
Pengembangan kurikulum adalah pengkajian kurikulum disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan lingkungan. Pengembangan kurikulum termasuk dalam kegiatan memperbaharui program pembelajaran, mengembangkan bahan instruksional, memilih bahan ajar, mengembangkan media pembelajaran, dan menentukan strategi/metode yang tepat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Perbaikan pengajaran merupakan kegiatan yang dilakukan guru secara berkelanjutan dengan menyesuaikan perkembangan kurikulum maupun tuntutan terhadap kemajuan Iptek.
Perbaikan pembelajaran dapat dilakukan dari sisi perencanaan, materi (subject matter) maupun metode pembelajaran Bahan yang dipersiapkan untuk pembelajaran berdasarkan kurikulum terbaru dan dilengkapi dengan bahan-bahan pembelajaran penting yang belum tercakup dalam perencanaan pembelajaran. Supervisi berfungsi sebagai penggerak perubahan, seringkali guru menganggap tugas mengajar sebagai pekerjaan rutin, dari waktu ke waktu tidak mengalami perubahan baik segi materi maupun metode/ pendekatan. Menghadapi keadaan yang demikian, perlu ada inisiatif dari kepala sekolah atau supervisor untuk mengarahkan guru agar melakukan pembaharuan materi pembelajaran sesuai dengan kemajuan Iptek dan kebutuhan lingkungan. Demikian pula dalam menerapkan metode pembelajaran, guru terus didorong agar berani melakukan uji coba dan menerapkan metode sesuai dengan materi yang dibahas. Lebih lanjut dijelaskan oleh Sutisna (1993) bahwa pengawas, penilik, dan orang-orang yang diserahi tanggung jawab khusus tentang supervisi, jika menginginkan perubahan, maka mereka harus menghargai perbedaan pandangan, menilai tinggi guru yang kreatif dan imajinatif. Supervisi berfungsi sebagai program pelayanan untuk memajukan pengajaran, dalam situasi belajar sering terjadi masalah, baik yang dihadapi guru maupun siswa.
Guru sering menghadapi kesulitan dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran, karena itu supervisor memberikan bimbingan kepada guru agar dapat mengelola pembelajaran secara lebih efektif termasuk bantuan menyelesaikan masalah-masalah belajar siswa. Supervisi berfungsi meningkatkan kemampuan hubungan manusia, untuk mencapai tujuan, guru ataupun kepala sekolah tidak dapat melakukan sendiri, maka perlu kerjasama dan bantuan sesama guru, kepala sekolah ataupun dengan masyarakat. Pada kenyataannya, tidak semua guru dan kepala sekolah mampu melaksanakan hubungan kerjasama dengan pihak-pihak yang terkait, maka tugas supervisor membantu guru mengenali diri dan mengenali tugas-tugasnya, serta bagaimana dapat menyelesaikannya. Dan lebih penting adalah membantu guru dan kepala sekolah untuk meningkatkan kerjasama dengan orang tua siswa, masyarakat maupun dengan instansi terkait.
Terdapat beberapa macam pendekatan supervisi yang dapat dilakukan, dan pilihan terhadap pendekatan didasari oleh pertimbangan dan alasan tertentu. Wiles dan Lovell (1993) mengemukakan bahwa pendekatan utama supervisi adalah meliputi, collaborative supervision dan clinical supervison. Sedangkan Sergiovanni (1991) mengklasifikasi pendekatan supervisi menjadi empat macam yaitu, (1) supervisi klinis (clinical supervision), (2) supervisi kolegial (collegial supervision), (3) Supervisi individual (self-directed supervision), dan (4) Supervisi informal (informal supervision). Pertemuan guru-guru (faculty meetings) harus mempunyai agenda yang jelas dan membicarakan topik-topik yang berkaitan dengan kemajuan pendidikan di sekolah. Supervisi kolegial dapat juga dilakukan melalui lokakarya (workshops) yaitu suatu kegiatan kelompok yang terdiri dari kepala sekolah, supervisor (pengawas) dan guru untuk memecahkan masalah yang dihadapi melalui percakapan dan bekerja secara kelompok (Sahertian dan Mataheru, 1985).
Setiap peserta/anggota dalam lokakarya berusaha untuk mengembangkan kesanggupan berpikir dan bekerja bersama-sama, baik mengenai masalah-masalah yang bersifat teoretis maupun yang bersifat praktis dengan maksud untuk meningkatkan kualitas pendidikan umumnya dan kemampuan profesional masing-masing anggota. Observasi sesama guru di kelas (teachers observing teachers) dapat dikategorikan supervisi kolegial karena melibatkan sesama rekan guru secara bergantian untuk melihat dan menilai kegiatan pembelajaran di kelas dengan mencatat keberhasilan dan kekurangannya. Sedangkan tujuan observasi sesama guru adalah untuk memperoleh data yang lengkap dan objektif tentang proses pembelajaran termasuk aktivitas siswa selama proses belajar berlangsung, selanjutnya informasi yang diperoleh dapat dijadikan balikan (feedback) bagi rekan guru yang diobservasi maupun bagi diri guru yang bersangkutan. Aspek-aspek penting yang tertulis dalam lembar observasi antara lain, (1) kemampuan guru dalam merumuskan tujuan pembelajaran, kompetensi dasar serta indikator yang harus dicapai setiap mata pelajaran, (2) pencapaian target setiap pertemuan (3) aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung, (4) kreativitas anak dalam memecahkan kesulitan yang dihadapi secara individu maupun kelompok, (5) kemampuan guru dalam mengelola kelas, (6) keterampilan guru dalam menggunakan media atau alat peraga, dan (7) kemampuan guru dalam membantu kesulitan belajar anak. Tidak berbeda dengan pendapat di atas, Acheson dan Gall (1987) mengartikan supervisi klinis adalah bentuk supervisi yang difokuskan pada pening-katan pembelajaran dengan tahapan atau melalui siklus yang sistematis dalam perencanaan, pengamatan serta analisis yang logis dan intensif mengenai penampilan mengajar yang nyata, dalam mengadakan perubahan dengan cara yang rasional. Sedangkan tahapan atau siklus dalam pendekatan klinis menurut beberapa ahli yang dikutip oleh Oliva (1984) sebagai berikut. Goldhammer, Anderson dan Krajewski (1980) meliputi lima langkah yaitu, (1) pre observation conference, (2) observation, (3) analysis and strategy, (4) supervision conference, dan (5) postconference analysis.
Selanjutnya Mosher dan Purpel (1975) membagi tahapan supervisi klinis adalah (1) planing, (2) observation, dan (3) evaluation or analysis. Hal yang sama dikemukakan oleh Acheson dan Gall (1980) bahwa siklus pendekatan klinis meliputi (1) planning conference, (2) classroom observation, dan (3) feedback conference.
Terjadinya variasi dalam pe-ngembangan tahap supervisi klinis disebabkan oleh pemberian tekanan secara eksplisit dalam beberapa kegiatan yang terdapat dalam tahap tertentu. Pada tahap pertemuan awal terdapat kegiatan-kegiatan; pembahasan pemantapan hubungan antara guru dengan supervisor, membuat perencanaan bersama. Pada tahapan terakhir dari supervisi klinis terdapat kegiatan-kegiatan; analisis data hasil observasi, pertemuan untuk mendiskusikan hasil observasi. Prosedur supervisi klinis disebut siklus karena ketiga tahapan itu merupakan suatu proses yang berkelanjutan, pada akhir tahap ketiga (pertemuan balikan) sudah mulai dibicarakan bahan masukan (input) untuk tahap pertama (pertemuan awal) pada siklus berikutnya. Pendekatan individual dalam supervisi juga sering disebut wawancara individual yaitu suatu kesempatan yang diciptakan oleh pengawas atau kepala sekolah untuk bekerja secara individual dengan guru sehubungan dengan masalah-masalah profesionalnya (Sutisna, 1993). Masalah-masalah yang mungkin dibicarakan melalui pembicaraan individual antara lain; masalah pembelajaran, masalah kesulitan belajar siswa, hubungan antar guru, atau bahkan guru dimintai pendapat berkaitan dengan kebijakan-kebijakan kepala sekolah.
Tema yang menjadi pembicaraan berkaitan dengan tugas-tugas guru sehingga mereka terbantu untuk mengembangkan diri. Pendekatan ini menekankan pada tanggung jawab pribadi guru terhadap perkembangan profesionalnya. Guru membuat rancangan pembelajaran, selanjutnya rancangan tersebut disampaikan kepada supervisor, kepala sekolah atau pihak lain yang kompeten. Pada akhir semester biasanya guru dan supervisor bertemu untuk membicarakan kendala-kendala yang dihadapi selama melaksanakan program pembelajaran.
Dalam pertemuan secara face to face, guru diharapkan dapat menunjukkan dan memberikan beberapa bentuk dokumentasi yang menggambarkan kemajuan pencapaian tujuan. Masalah pencapaian menjadi fokus dalam supervisi, sebagaimana dikemukakan oleh Sergiovanni (1991: 304) bahwa: A number of problems are associated with appro-aches to supervision that rely heavily on target setting. Pendekatan individual bermanfaat bagi guru untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya. Masalah yang didiskusikan dengan supervisor (pengawas/kepala sekolah) dapat juga berkaitan dengan permasalahan kerjasama dengan guru lain atau berkaitan dengan permasalahan orang tua siswa. Pendekatan individual dapat dilakukan dengan teknik-teknik kunjungan kelas, pembicaraan individual, atau kunjungan kelas antar guru (Sutisna, 1993:268-269).
Sedangkan Sahertian menggolongkan pendekatan individual terdiri dari (1) perkunjungan kelas, (2) observasi kelas, (3) percakapan pribadi, (4) saling mengunjungi kelas, dan (5) menilai diri sendiri (self evaluation). Sebagaimana di ketahui bahwa, supervisi kunjungan kelas merupakan salah satu pendekatan supervisi individual. Supervisi kunjungan kelas adalah kegiatan kepala sekolah/pengawas sekolah mengunjungi kelas tempat guru sedang melaksanakan pembelajaran (Sahertian dan Mataheru, 1985: 45).
Kepala sekolah maupun pengawas dalam melaksanakan supervisi kepada guru di kelas dilengkapi dengan lembar observasi/kuesioner yang dijadikan alat ukur keberhasilan guru dalam membelajarkan siswa. Pendapat yang hampir sama dikemukakan oleh Sutisna (1993: 268) bahwa supervisi kunjungan kelas adalah pengamatan yang dilakukan oleh kepala sekolah atau pengawas terhadap guru yang sedang mengajar dan melihat alat, metode, dan sarana belajar lainnya di kelas. Aspek yang diamati oleh supervisor di kelas tidak hanya kegiatan guru dalam membelajarkan siswa, akan tetapi termasuk sarana yang diperlukan untuk mendukung kegiatan pembelajaran antara lain media, ketepatan metode pembelajaran dengan materi pelajaran, termasuk ketersediaan bahan ajar lainnya. Dalam pelaksanaan supervisi kunjungan kelas dapat dilakukan secara mendadak tanpa pemberitahun, dengan pemberitahuan terlebih dahulu, atau atas permintaan guru.
Tapi satu hal yang pasti ialah dalam supervisi kunjungan kelas terjadi dialog antara guru dan kepala sekolah. Melalui dialog itu guru akan melihat kelebihan dan kekurangannya. Guru mendapat pengalaman yang dapat memotivasi untuk melakukan refleksi.
Dalam konteks penelitian ini menggunakan teknik supervisi kunjungan kelas dengan memberitahu guru terlebih dahulu agar guru dapat mempersiapkan diri dari segi mental, penguasaan materi dan strategi pembelajaran maupun pengelolaan kelas. Menurut Soewadji (1987: 42) teknik supervisi ada beberapa macam, yaitu (1) observasi kelas (2) percakapan individu/kelompok, (3) saling berkunjung, (4) diskusi, (5) rapat guru, (6) kunjungan studi.
Sahertian (2000: 53) membedakan teknik supervisi menjadi dua yaitu teknik supervisi yang bersifat individual dan kelompok. Teknik supervisi yang bersifat individual ada tiga jenis yaitu: (1) kunjungan kelas, (2) observasi, (3) percakapan pribadi. Sedangkan teknik yang bersifat kelompok antara lain: rapat guru, diskusi kelompok, loka karya, seminar, simposium, dan sebagainya.
Dapat disimpulkan bahwa fungsi supervisi kunjungan kelas adalah sebagai alat untuk mendorong guru agar meningkatkan cara mengajar dan cara belajar siswa. Supervisi kunjungan kelas dapat memberikan kesempatan guru untuk mengemukakan pengalamannya sekaligus sebagai usaha untuk memberikan rasa mampu pada guru-guru, karena dapat belajar dan memperoleh pengertian secara moral bagi pertumbuhan karir. Menurut Sahertian (1982:46) jenis supervisi kunjungan kelas dapat dibedakan menjadi tiga yaitu: (1) kunjungan dengan tanpa memberitahu, (2) kunjungan dengan cara memberitahu terlebih dahulu (anannounced visitation), dan (3) kunjungan atas undangan guru (visit uponinvitation). Supervisi tiba-tiba datang ke kelas tempat guru mengajar tanpa memberi tahu terlebih dahulu.
Jenis supervisi ini ada segi positifnya dan ada segi negatifnya. Segi positifnya yaitu supervisor dapat mengetahui keadaan yang sesungguhnya, sehingga ia dapat menentukan sumbangan apakah yang diperlukan oleh guru tersebut. Suasana yang wajar ini juga akan berpengaruh terhadap suasana belajar anak secara wajar pula.
Kemudian supervisor dapat pula melihat yang sebenarnya tanpa dibuat-buat. Hal seperti ini dapat membiasakan guru agar selalu mempersiapkan diri sebaik-baiknya. Pada jenis supervisi ini guru dengan sengaja mengundang kepala sekolah untuk mengunjungi kelasnya. Jarang sekali terjadi ada seorang guru yang menginginkan kepala sekolahnya melihat/memperhatikan suasana pada waktu guru tersebut mengajar. Karena itu jenis supervisi ini lebih baik, karena guru secara sadar berupaya dan termotivasi untuk mempersiapkan diri dan membuka diri untuk memperoleh balikan dan pengalaman baru dalam hal perjumpaannya dengan kepala sekolah. Dengan demikian ada sifat keterbukaan dari guru dan guru merasa memiliki otonomi dalam jabatannya, aktualisasi kemampuannya terwujud sehingga guru selalu belajar untuk mengembangkan dirinya. Sikap dan dorongan untuk mengembangkan diri ini merupakan alat untuk mencapai proporsional, karena sudah dipersiapkan jauh sebelumnya.
Kelebihan dari jenis supervisi ini adalah supervisor akan lebih pengalaman dalam berdialog dengan guru, sedangkan guru akan lebih mudah untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuannya, karena motivasi untuk belajar dari pengalaman dan bimbingan dari supervisi sudah begitu tinggi, maka supervisi dirasakan sebagai kebutuhan mutlak dari seorang guru yang profesional. Kelemahannya adalah kemungkinan timbul sikap manipulasi, yaitu dengan dibuat-buat untuk menonjolkan diri. Padahal sewaktu-waktu bisa tidak berbuat seperti itu. Tahap persiapan merupakan pembuatan kerangka kerja, instrumen penilaian dipersiapkan oleh supervisor dan guru sebaiknya juga mengetahui indikator-indikator yang menjadi objek penilaian.
Selanjutnya guru diberitahukan waktu akan diadakan supervisi. Aktivitas-aktivitas yang dilakukan pada tahap persiapan ialah (1) menilai pencapaian belajar siswa pada bidang studi tertentu, (2) mempersiapkan instrumen atau alat observasi kunjungan kelas, (3) memberitahukan kepada guru yang akan disupervisi termasuk waktu kunjungan, (4) mengadakan kesepakatan pelaksanaan supervisi. Pada tahap ini, guru melakukan kegiatan pembelajaran sesuai rencana pembelajaran (RP) yang telah dibuat. Selanjutnya supervisor melakukan observasi berdasarkan instrumen atau pedoman observas yang telah disediakan.
Tahap akhir dari supervisi kunjungan kelas adalah evaluasi dan refleksi. Supervisor dalam hal ini kepala sekolah mengevaluasi hal-hal yang telah terjadi selama observasi terhadap guru selama melaksanakan proses pembelajaran. Tahap evaluasi merupakan diskusi umpan balik antara supervisor (kepala sekolah) dan guru.
Suasana pertemuan penuh persahabatan, bebas dari prasangka, dan tidak bersifat mengadili. Supervisor memaparkan data secara objektif sehingga guru dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan selama proses pembelajaran berlangsung. Yang menjadi dasar dari balikan terhadap guru adalah kesepakatan tentang item-item observasi yang digunakan, sehingga guru menyadari tingkat keberhasilan dalam melaksanakan pembelajaran. Tujuan supervisi kunjungan kelas terlebih dahulu harus dirumuslan secara jelas.
Rancangan yang berkaitan dengan kegiatan supervisi kunjungan kelas harus sudah disusun lebih dahulu oleh kepala sekolah terutama yang menyangkut situasi belajar mengajar. Primadona kegiatan guru adalah guru mengajar di kelas (di hadapan peserta didik), karena pada saat kegiatan proses belajar mengajar terjadi kegiatan interaksi aktif antara guru dengan murid dan sebaliknya antara murid dengan murid. Karena itu guru dituntut tidak hanya menguasai materi saja tetapi dituntut pula pandai mengajar sebagai ciri khas keprofesionalannya. Karena itu akan lebih baik bila kepala sekolah (supervisor) melakukan supervisi kunjungan kelas yang sebelumnya telah diprogramkan secara baik, yaitu minimal tiga kali setahun (tiap cawu sekali) dari berbagai jenis supervisi kunjungan kelas. Dapat disimpulkan bahwa kegiatan supervisi kepala sekolah adalah membantu dan melayani guru melalui penciptaan lingkungan yang kondusif bagi peningkatan kualitas pengetahuan, ketrampilan, sikap, kedisiplinan, serta pemenuhan kebutuhan meliputi: (1) merencanakan supervisi, (2) merumuskan tujuan supervisi, (3) merumuskan prosedur supervisi, (4) menyusun format observasi, (5) berunding dan bekerjasama dengan guru, (6) mengamati guru mengajar, (7) menyimpulkan hasil supervisi, (8) mengkonfirmasikan supervisi untuk keperluan mengambil langkah tindak lanjut.
Untuk materi yang kami share saat ini tentang Supervisi Kepala Sekolah SD-SMP-SMA-SMK sengaja kami bagi 2.